Pengalaman sederhana pun sebenarnya merupakan pengalaman luar biasa yang tidak semua orang bisa mengalaminya. Syukuri setiap pengalaman hidup yang pernah kita lewati.

Rabu, 21 Desember 2011

Rafting-Sungai Citarik Sukabumi

Diiringi cuaca sedikit mendung kami melakukan perjalanan ke sukabumi, Tujuan kami adalah kecamatan cikidang dimana kami akan mencoba olahraga rafting melawan derasnya arus sungai citarik.

Mengandalkan google map dan bertanya di sepanjang jalan (orang sukabumi ramah ramah dan geulis-geulis) akhirnya kami sampai di lokasi tujuan. SAat itu germis sudah menjadi hujan sedikit lebat. Kami menuju ke pihak pengelola wisata dan bertanya tanya mengenai paket apa saja yang ditawarkan.

Sebenarnya selain rafting mereka juga menawarkan game paint ball, tetapi karena keterbatasan waktu dan biaya ^^ kami hanya memilih rafting saja. Paket yang ditawarkan adalah rafting dengan lama 1 jam, 3 jam, 5 jam, dan 7 jam tetapi sayang karena debit air sungai sedang turun yang disediakan saat itu hanya paket yang 1 jam. Semua sudah termasuk akomodasi minuman panas (kopi dan teh, semua ambil sendiri), makan siang dan kelapa muda.

Setelah proses pembayaran kami segera "berubah" memakai atribut rafting plus memegang senjata dayung masing masing. Diiringi hujan lebat kami mengikuti pemandu menuju start point rafting.

Bersiap bertempur melawan derasnya sungai citarik

Start Point 
Setelah mendengarkan instruksi singkat tentang memakai perlengkapan keselamatan yang benar seperti memakai helm dan pelampung yang benar, kami kemudian di kenalkan dengan istilah-istilah yang akan kami pakai selama
rafting. Istilah istilah tersebut adalah "Kiri"..."Kanan"..."Bom""...."Tahan""..dsb. Kita harus menghapalkan instruksi instruksi itu agar perjalanan bisa lancar.

Masih dengan diiringi hujan yang sedikit mereda kami memulai petualangan melawan derasnya arus sungai di atas perahu karet. Sambil bersenda gurau, bercengkrama menikmati pemandangan disekitar sungai kami sangat bersemangat mendengar aba aba dari pemandu.

Saat melewati bebatuan kami harus berusaha keras mengendalikan perahu kami berdasarkan aba aba dari pemandu agar perahu tidak terbalik, atau membentur bebatuan. Sangat mendebarkan sekali ketika perahu yang kami tumpangi bergerak naik turun melintasi bebatuan membuat kami beberapa kali berteriak menyatakan kepuasaan kami akan pengalaman yang kami lewati.




Hampir satu jam kami terombang ambing di atas perahu karet akhirnya kami tiba di garis finish. Di sana kami bermain main di sungai terlebih dahulu.. Menikmati suasana sungai sambil berenang tiduran sungguh menyenangkan, serasa beban dan masalah kami dapat dilupakan sejenak. 

Ketika keluar dari sungai, kami sudah disuguhkan kelapa muda. Melihat kelapa muda yang menggiurkan kami langsung menyerbu tanpa banyak bicara. Nikmat sekali. Saat itu yang ada di benak saya adalah keinginan untuk rafting kembali, kalau bisa dengan medan yang lebih menantang. Maklum saat itu agak kurang puas rafting dengan medan yang debit air sungainya sedang turun.


Puas menikmati kelapa muda kami mulai menggigil kedinginan dan segera di antar pulang memakai mobil pick up kembali ke tempat pengelola. Disana kami segera mandi dibawah pancuran air shower, berganti pakaian dan menikmati makan siang ala sunda. Setelahnya kami menikmati kopi panas sambil beristirahat di saung yang sudah disediakan. Nikmat sekali rasanya menyeruput kopi panas di saat suasana dingin dan lelah setelah rafting.






Selasa, 20 Desember 2011

Pulau Tidung

Pulau tidung merupakan bagian dari kepulauan seribu, letaknya di laut jawa, sebelah utara jakarta. Kami tertarik ke sana karena ingin mencoba snorkling yang katanya sangat menyenangkan. KArena pulau Tidung lumayang dekat dengan tempat kami tinggal (Bandung) dan harganya yang terjangkau akhirnya kami bersepuluh menghabiskan liburan 2 hari 1 malam di pulau Tidung.

Kami menyewa mobil untuk mengantarkan ke muara angke jakarta. Kami tiba di muara angke sekitar pukul 07.30 (berangkat dari bandung sekitar pukul 04.00 plus nyasar sebentar). Sesampai di muara angke kami menaiki perahu yang sudah disediakan pihak tour. Lumayan ngeri saat kami harus melompati beberapa perahu dulu sebelum sampe ke perahu yang akan kami naiki.
Suasana di Muara Angke
Agak tersiksa juga ternyata di atas perahu selain karena berdesak-desakan dengan penumpang yang lain juga karena sangat panas cuacanya, membuat kulit gosong dan lengket-lengket keringat di badan, ditambah ayunan ombak yang cukup terasa di atas perahu membuat mual dan pusing. Tetapi karena pemandangan laut memang tak pernah membuat bosan sehingga kami tetap semangat mendokumentasikan momen tersebut dengan gaya yang sangat2 narsis dan cuek, kami berlomba lomba mencari background yang bagus untuk di jadikan latar foto kami.
Salah satu foto kenarsian kami di atas kapal

Perjalanan menuju ke pulau tidung lumayan jauh, sekitar 3 jam. Setelah 3 jam yang kami lewati di atas kapal dengan foto-foto, tidur, ngobrol, nglamun, ndenger musik, terkantuk kantuk akhirnya sampai juga ke pulau tidung. Sampai disana kami langsung di antarkan menuju ke penginapan. Penginapannya adalah rumah warga yang disulap jadi penginapan, sepintas berbentuk seperti kos-kosan. Fasilitas yang kami dapatkan adalah kamar ber ac, TV dan air galon.

Kami langsung disuguhi kelapa muda dan makan siang. Kelapa mudanya sungguh sangat nikmat di minum di cuaca pesisir yang sangat panas.


Sehabis makan siang kami dengan semangat langsung berputar-putar keliling desa tidung. Sarana transportasi yang kami pakai adalah sepeda. Bapak guide berpesan agar kami jangan lama-lama karena schedulenya adalah snorkling. Setelah meng-iyakan kami kayuh sepeda kami melintas jalan-jalan perkampungan menuju ke arah pantai. Disepanjang jalan kami banyak bertemu "turis-turis" lain yang juga asyik bersepeda berkeliling pulau tidung. Ternyata pulau tidung tidak terlalu besar, hanya sebentar kami bersepeda sudah bisa mengelilingi pulau ini.

KAmi sampai kembali di penginapan kami dan langsung di sambut bapak guide dengan pelampung dan sepatu katak, kami di suruh memakai dan di antar menuju ke kapal yang akan membawa kami ke lokasi ke lokasi snorkling. Sebelum snorkling rupanya kami sudah membuat persiapan menyewa kamera underwater yang akan digunakan sebagai alat dokumentasi selama snorkling.


Setiba di lokasi snorkling kami langsung mengikuti instruksi guide bagaimana cara menggunakan pelampung dan sepatu katak, juga bagaimana menggunakan google dan pipa udara. Kami segera beraksi, meskipun ada teman kami yang tidak ikut dan takut takut tetapi tidak mengurangi keceriaan kami. Bahkan ada juga teman kami yang berani melepaskan pelampung dan meluncur dengan indah di laut menikmati indahnya pemandangan bawah laut. Snorkling memang begitu menyenangkan, indah sekali melihat panorama bawah laut : terumbu karang, ikan-ikan, pasir, binatang-binatang laut yang jarang bisa kami jumpai. 








Ternyata snorkling sangat melelahkan, aku merasa lemas dan capek sekali di tambah capek sehabis perjalan dari muara angke terombang ambil kapal dan sehabis makan membuat mual rasanya...aku kembali ke kapal dan tidak melanjutkan snorkling lagi, menunggu teman-teman yang lain masih asyik bersnorkling ria sambil minta di foto. Aku dan beberapa temanku memilih menikmati suasana santai di atas kapal berjemur matahari sambil menikmati pemandangan sekitar pulau tidung. 




Ternyata menurut info pulau tidung terbagi 2 bagian yaitu pulau tidung besar yang merupakan tempat kami menginap dan tidung kecil yang menjadi tempat snorkling dan penelitian terumbu karang. Kedua pulau itu di hubungkan oleh jembatan panjang dengan jembatan setengah melingkar di salah bagiannya yang dinamakan jembatan cinta. Kami akan diantarkan ke sana setelah acara snorkling.

Disekitar jembatan cinta ini ada beberapa permainan lainnya seperti banana boat, dayung, dan sebagainya. Saya tidak terlalu tertarik dengan permainannya tetapi lebih tertarik dengan jembatan cinta yang katanya sering dipakai loncat oleh para wisatawan. Diprcaya kalo sudah loncat akan enteng jodoh dan tidak afdol katanya kalo ke pulau tidung tanpa loncat dari jembatan cinta, belum sah. 

Kami berkumpul d atas jembatan cinta dan menyaksikan orang-orang bergantian meloncat dari atas jembatan. Ada yang takut-takut, ada yang tidak jadi loncat, tetapi ada juga yang berkali kali, katanya kalau sudah sekali loncat akan bikin ketagihan. Kami semakin penasaran mencoba. Akhirnya kami mencoba loncat satu persatu, kami mendokumentasikan aksi kami dengan merekamnya. Aku pun awalnya sedikit ragu-ragu dan takut takut. KArena jika di lihat dari atas jembatan, keliatan cukup tinggi juga, membuat jantung deg-degan dan adrenalin meningkat. Akhirnya setelah membulatkan tekat akupun meloncat sambil berteriakkkk....aaaaaaaaaaaaa.....plong rasanya setelah sampai ke bawah, ada perasaan puas dan bangga karena bisa mengalahkan rasa takut dan mendapatkan pengalaman yang cukup menantang. Aku berteriak ke temanku yang masih di atas jembatan untuk segera mengikuti ku terjun ke laut tanpa rasa takut.

Jembatan cinta (latar belakang)

Di atas JEmbatan Cinta
Teman kami bahkan berkali kali menjatuhkan diri dari atas jembatan dengan perasaan senang tanpa takut sedikitpun. Lebih gila lagi ada teman kami yang melakukannya sambil bersalto layaknya atlet loncat indah.

Banyak sekali kegiatan kami sampai malam itu : menikmati sunset, barbeque di pinggir pantai, mencari oleh-oleh, dsb. Sungguh pengalaman singkat yang sangat berkesan. 



Antara Jawa-Sumatra

Setiap perjalan dari dan ke rumah saya di lampung menuju ke arah pulau jawa saya selalu menghitung waktu supaya nyampai di selat sunda subuh atau sore hari agar dapat melihat pemandangan selat sunda yang demikian indah.
Menara Siger Lampung
Anak anak pantai yang semangat mengejar uang




Bila sampai di selat sunda siang hari akan terasa saat terik berada di atas kapal, dan bila berada malam hari di selat sunda tidak akan mendapatkan pemandangan apapun di selat sunda.

Sunrise di selat sunda




Sinar pantulan yg sangat indah
Bila sampai sore hari, saya di suguhkan pemandangan sunset, di mana sinar matahari terpantul di atas permukaan laut menampakkan warna kemerahan. Bila sampai di pagi hari, suasana di sekitar kapal sangat menenteramkan. Pulau-pulau yang bertebaran di selat sunda mulai terlihat, kita juga dapat melihat garis langit menyatu dengan garis lautan, seolah olah itulah batas bumi. Matahari mulai nampak perlahan-lahan, terlihat sangat bundar dan gemuk.